Tips Membuat Skema Warna yang Baik

Setelah mempelajari tentang psikologi warna pada postingan sebelumnya, kita akan mencoba belajar memilih skema warna yang baik dan menakjubkan. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan desain yang lebih berkualitas.  Selain dari segi layout dan eksekusi, pemilihan warna dalam sebuah desain juga akan sangat menentukan bagaimana hasil akhirnya.  Konsep visual yang sudah bagus namun pemilihan warna yang kurang maksimal akan menghasilkan desain yang kurang bagus.  Skema warna ini akan berlaku untuk visualisasi desain grafis maupun membuat desain website.

Pemahaman Dasar

Meskipun memilih warna itu adalah hal pribadi dari masing-masing desainer, tapi ada beberapa petunjuk yang bisa dijadikan titik awal untuk berekplorasi lebih jauh.  Silakan bereksperimen dengan warna-warna lain yang ‘out of the box’ namun tetap berdasar pada estetika visual yang baik dan menarik bagi audiens.

Kita mulai dari penampakan color wheel (atau kalo dibahasa Indonesia-kan menjadi roda warna kali ya 😀 ) berikut ini :

Ada beberapa skema warna yang bisa kita buat berdasarkan color wheel diatas.  Beberapa tipenya seperti: monokromatik, analog, komplementer, triadic dan netral.

Monokromatik

Hasil warna yang berbeda dari sebuah warna yang Anda pilih. Warna yang berbeda ini hanya tergantung seberapa banyak menambahkan warna hitam pada warna tersebut.  Semakin banyak menambahkan warna hitam, maka warna sekunder yang dihasilkan akan semakin gelap.

Analog

Adalah warna yang dekat satu dengan yang lain pada color wheel.

Analog

Triadic

Adalah warna-warna yang diambil secara beraturan pada color wheel.  Sesuai dengan namanya, triadic diambil dari kata segitiga.

Triadic

Komplementer

Adalah 2 warna yang diambil secara berlawanan pada color wheel.

Komplementer

Netral

Adalah warna yang tidak terdapat pada color wheel. Seperti warna hitam, putih,abu-abu, krem, coklat dll

Warna Netral

Kekontrasan Warna

Setelah pemilihan skema warna dengan metode diatas, kemudian sangat penting untuk memahami pentingnya kontras pada penerapan warna dalam sebuah desain. Silakan liat contoh berikut ini:

Warna Kontras

Jika kita membuat desain, sebaiknya kita perlu mengetahui segmen yang dituju.  Okelah jika kita menggunakan seperti contoh kontras yang atas masih bisa dibaca oleh orang-orang yang berusia 15-35 tahun.  Tapi coba bayangkan jika yang membaca adalah orang yang punya gangguan mata atau orang berusia lanjut.  maka disini sangat penting diperhatikan bagaimana kontras itu bekerja.

Keserasian Warna

Satu hal lagi yang perlu kita perhatikan adalah penempatan estetika warna dalam desain yang kita buat.  Jangan mentang-mentang kita idealis lalu semaunya menggunakan warna tanpa melihat bagaimana warna itu ditangkap oleh mata kita.  Apalagi jika desain tersebut dipublikasi didepan umum. Tentunya ini hanya sebuah teori dasar, untuk ekplorasi lebih lanjut tergantung dari masing-masing desainer melakukannya.

Kita lihat contoh dibawah ini:

Warna yang bertabrakan

Apa yang Anda rasakan? lalu bandingkan dengan contoh dibawah:

Terasa lebih enak dilihat bukan?

Memilih Skema Warna dari Sebuah Foto

Suatu saat mungkin kita ingin mengambil sampel warna dari sebuah foto yang diberikan klien. Berikut ini salah satu tips mudah mengambil sampel warna dari sebuah foto.

Buka Photoshop lalu masukkan foto ke dalam dokumen. Buatlah seleksi kecil (vertikal atau horisontal), mungkin dengan lebar 1 pixel saja. Copy seleksi tersebut dalam layer baru.  Kemudian lakukan stretching atau pelebaran atau pengoloran gambar sehingga menjadi memanjang. Lihat pada contoh.

sampel-warna-1

sampel warna

Nah terciptalah deretan warna baru disana. Anda bisa mengambil sampel warna dari gambar tersebut menggunakan Eyedropper Tool.

Nantikan postingan selanjutnya mengenai Tool Online membuat skema warna, khusus buat para desainer tercinta 🙂

About Arwan

Penjelajah waktu yang suka nyeruput kopi. Founder IDSN dan Locomotype. Twitter | FB | Blog | Instagram

View all posts by Arwan →