Untuk pertama kalinya, IDSN mengeluarkan rubrik interview. Sebagai basis inspirasi bagi kawan-kawan IDSN yang ingin lebih kreatif di jalurnya masing-masing.
Pada interview pertama ini kita akan menyapa Aditya Permadi aka SubjektZero. Sesuai judul artikel ini, Aditya memang seorang pecinta robot. Selain dalam bentuk robot yang nyata juga tervisualisasi dari karya-karya vektor yang didominasi mecha atau robot dengan detail yang patut diacungi jempol.
Berikut ini sesi interview dengan Aditya, silakan disimak.
Silakan perkenalkan diri dulu untuk kawan IDSN
Halo, nama saya Aditya Permadi berdomisili di Solo-Jogja-Bandung Pulang Pergi (PP). Umur 21 Tahun, kalo status “lahaciak” hehe.
Sejak kapan mengenal dunia desain grafis dan kenapa tertarik dengan seni grafis?
Kalo kenal Desain Grafis udah sejak SMA, cuma menekuni secara serius baru di awal kuliah semester 1. Saya tertarik dan juga memilih desain sebagai jalan hidup karena memang sejak kecil saya senang berkreasi dan suka dengan hal-hal yang berbau imajinasi he he.
Menempuh pendidikan khusus tentang desain grafis?
Yoi, saya kuliah di jurusan DKV lebih tepatnya, meski nggak serius-serius amat 😛
Sebagian besar desain Anda adalah karakter mecha atau robot-robot dengan detail yang luar biasa. Bisa dijelaskan kenapa Anda suka dengan karakter ini?
Saya suka Robot sejak kecil, mainan saya robot-robotan kebanyakan. Saya sering berkhayal andai saja bisa merancang sebuah robot yang bisa saya kendalikan XD. Ya apapun yang berbau mesin dan berbahan metal itu saya suka. Makanya saya mendalami seni merancang robot-robotan.
Bagaimana proses pembuatan karakter mecha ini?
Berkhayal – Nonton Film Sci-fi – Tiduran – Jalan2 – Nemu Ide – Sket – Vector Lineart – Coloring – Re-adjusting – Done – Tidur Lagi.
Software grafis apa yang Anda gunakan?
Adobe Illustrator CS5 , Dahulu saya pake Corel, tp karena tuntutan jadi berhijrah ke Ai, meski begitu tetap keduanya sama-sama menyenangkan kok.
Adakah karya Anda yang menjadi favorit bagi Anda sendiri? Mengapa?
Karya favorit saya hingga saat ini adalah Robot Boy. Suka karena karya itu didasari lagu berjudul sama yang diciptakan oleh Grup Linkin Park. Suka karena saya pikir saya benar-benar mengerjakan sepenuh hati, dan karya tersebut dieksplorasi maksimal hingga saya temukan warna yang sesuai dan cocok dengan nada lagu Robot Boy yang setiap kali saya putar ulang. Suka karena karakter robot boy memang (saya pikir) sesuai dengan perawakan saya. Suka Karena…emm apapun. Ya itulah Robot Boy (bocah robot) hehe.
Proyek terbesar apa yang pernah Anda kerjakan?
Sejauh Ini proyek paling besar adalah dengan Nike USA, saat ini juga masih kontrak kerja, nanti liat saja karya2 saya yang dicetak dalam bentuk kaos oleh Nike musim 2015 mendatang, jadi masih “Lahaciak”.
Sekarang sedang mengerjakan proyek apa?
Proyek bikin kaos dan sebagainya bro. Saya punya tim di Solo bersama mendirikan Clothing line Mechastore. Isinya berbagai apparel bertema mecha. Selain itu juga masih berkutat dengan proyek dari team Nike USA. Kemudian juga nanti ada proyek sama Monoponik Kreative Kompany, tempat saya bernaung di Bandung yang didirikan bersama teman-teman seperjuangan. Belum lagi proyek freelance, eh lupa…skripsi saya juga…Lembur Bray! (Quote by Mochofreak)
Siapa seniman / desainer yang menjadi idola Anda?
Kang Yoga Machine56, Pak Nank (Dhanank Pambayun- Jogjaforce), Hatefuel, Maruciel serta Temen seperjuangan Monoponik Mocho, Abulumut dan Nof-Artherapy banyak menginspirasi saya. Kalo luar negeri saya suka melirik karya inspiratif dari Banksy, 123Klan, Ars Thanea dan Depthcore Collective.
Jika ingin tahu lebih banyak tentang bro Aditya, bagaimana caranya?
Ketahui seseorang dari Karya.
Terakhir, sedikit pesan bagi kawan IDSN agar lebih kreatif dan menghasilkan karya yang jempolan
Life is a game bro, but a real game. If you failed, you’ll have to retry, otherwise you’re deadman.
Demikian sesi wawancara dengan bro Aditya Permadi si Robot Boy. Mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi buat kita dalam berkarya. Jika ingin tahu lebih banyak karya-karyanya silakan kunjungi galerinya di Deviantart.
